UPAYA MENCAPAI TARGET PRODUKSI PADI TAHUN 2022 DI TENGAH LUAS PANEN YANG TERUS MENURUN

Vol. II / - April 2022


ementerian pertanian (Kementan) telah menargetkan produksi padi sebesar 55,20 juta ton (Kompas.com, 2022). Target tersebut menjadi tantangan bagi Kementan, karena produksi padi pada tahun 2021 mengalami penurunan dibandingkan tahun 2020. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), produksi padi pada 2021 yaitu sebesar 54,42 juta ton, mengalami penurunan sebanyak 233,91 ribu ton atau 0,43 persen dibanding produksi padi di 2020 yang sebesar 54,65 juta ton. Penurunan produksi tersebut juga dipengaruhi oleh turunnya luas panen. Luas panen padi pada 2021 mencapai sekitar 10,41 juta hektar, mengalami penurunan sebanyak 245,47 ribu hektar atau 2,30 persen dibanding luas panen padi di 2020 yang sebesar 10,66 juta hektar

MENINJAU PROGRAM RUMAH KHUSUS

Vol. II / - April 2022


Program rumah khusus merupakan penyediaan hunian layak huni untuk kebutuhan khusus yang timbul antara lain akibat dampak bencana, dampak pelaksanaan program pembangunan nasional, masyarakat di wilayah perbatasan/tertinggal/terluar, pemenuhan hunian untuk kelompok kebutuhan sosial tertentu, serta kondisi tertentu lainnya. Rumah khusus yang dibangun berupa rumah tunggal dan rumah deret menggunakan tipologi rumah tapak atau rumah panggung serta prasarana, sarana, dan utilitas umum. Penyediaan rumah khusus diperlukan guna mendukung pencapaian program satu juta rumah serta program pemulihan pasca bencana yang merupakan salah satu major project 2020-2024

INDIKASI GEOGRAFIS UNTUK TINGKATKAN NILAI EKONOMI

Vol. II / - April 2022


Pentingnya suatu produk dengan adanya branding Indikasi Geografis membuat produk tersebut terlindungi dari pemanfaatan atau pemalsuan produk serta dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Institute for Development of Economics of Finance menyatakan bahwa setiap kenaikan 1 persen jumlah paten akan berdampak terhadap ekonomi sebesar 6 persen. Selain itu dapat meningkatkan kesejahteraan dan pendapatan masyarakat pelaku UMKM produk indikasi geografis tersebut. Sebagai contoh produk pertama yang diterima Eropa adalah kopi gayo, sebelum adanya branding indikasi geografis harga kopi gayo berkisar Rp50.000 per kilogram dan setelah mempunyai branding indikasi geografis harga kopi gayo meningkat menjadi Rp120.000 per kilogram (DJKI,2022)

TANTANGAN PENERAPAN STANDAR INDUSTRI HIJAU

Vol. II / - April 2022


Berbagai upaya kebijakan transformasi ekonomi hijau tengah dilakukan pemerintah dalam beberapa tahun terakhir, salah satunya melalui pengembangan industri hijau. Penerapan industri hijau di Indonesia telah terbukti memberikan dampak positif. Kementerian Perindustrian mencatat penerapan industri hijau setidaknya telah menghemat penggunaan energi sebesar Rp3,2 triliun serta penghematan air mencapai Rp169 miliar (Kemenperin, 2021). Dalam industri hijau, selain mempertimbangkan aspek lingkungan hidup, proses produksi juga akan dilakukan dengan efisien dan efektif. Sehingga pada akhirnya, kegiatan pengembangan industri hijau diharapkan dapat memberikan nilai tambah bagi industri atas produk yang dihasilkan

Bagikan Analisis Tematik Apbn Ini

Analisis Tematik Apbn Terkait

Vol. IX - Maret 2025
Tinjauan atas Pelaksanaan Core Tax Administration ...

Core Tax Administration System (CTAS) merupakan ba...

Vol. X - Juli 2025
Evaluasi Pelaksanaan Reklamasi Pascatambang

Kebijakan reklamasi tambang di Indonesia bertujuan...

Vol. X - Juni 2025
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Harga Minyak Bumi

Harga minyak bumi global dipengaruhi oleh kombinas...

Vol. X - April 2025
Tinjauan atas Kebijakan Tarif Resiprokal Amerika S...

Kebijakan tarif resiprokal Amerika Serikat yang di...

Vol. X - September 2025
Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Harga Gas Bumi Tert...

Kebijakan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) yang ditu...

Vol. IX - Maret 2025
Menakar Dampak Efisiensi Anggaran terhadap Perekon...

Kebijakan efisiensi anggaran tahun 2025 melalui In...

support_agent
phone
mail_outline
assignment