Optimisme Ekspor Udang Indonesia~Udang (HS 030617) merupakan komoditas unggulan hasil perikanan Indonesia. Presiden Jokowi
memiliki optimisme terhadap udang Indonesia dengan mendorong ekspor udang pada tahun
2024 sebesar US$4,3 miliar. Hal tersebut didukung karena ekspor udang Indonesia mengalami
pertumbuhan secara terus-menerus. Perubahan pola makan masyarakat dunia dari red meat
menjadi white meat juga merupakan faktor pertumbuhan ekspor komoditas udang di Indonesia.
Namun, terdapat beberapa masalah untuk mendukung optimisme tersebut.~~ORLANDO RAKA BESTIANTA, S.E. C.L.D~14|Optimalisasi Industri Aplikasi Dan Game Indonesia~Di tengah perlambatan akibat pandemi Covid-19, pertumbuhan industri aplikasi dan game
Indonesia justru menunjukkan kinerja positif. Bahkan industri ini menempati posisi ke-7 penyumbang
terbesar terhadap PDB ekonomi kreatif Indonesia. Tahun 2022, nilai transaksi game, streaming
film, MoD di tanah air diprediksi mencapai US$6,4 miliar dan meningkat menjadi US$11 miliar
tahun 2025. Meski berkembang signifikan, terdapat ada pekerjaan rumah dalam mengembangkan
ekonomi kreatif digital Tanah Air. Kurangnya perhatian dan dukungan pemerintah, minimnya
Sosialisasi HKI, tantangan SDM dan persiapan sarana pendukung infrastruktur digital menjadi
tantangan bagi pemerintah.~~ROSALINA TINEKE KUSUMAWARDHANI, S.E., M.M.~12|Menilik Potensi dan Tantangan Pengembangan Sagu~Konflik Rusia dan Ukraina yang berkepanjangan dan faktor cuaca buruk menyebabkan
terganggunya rantai pasok dan melonjaknya harga komoditas pangan termasuk gandum. Kondisi
tersebut dapat berdampak pada inflasi pangan dan ketahanan pangan Indonesia. Di sisi lain,
tanaman sagu berpotensi untuk dikembangkan sebagai bahan pangan alternatif karena adanya
hutan sagu yang luas, produksi dan produktivitas yang tinggi, kandungan karbohidrat yang tinggi,
serta dapat digunakan dalam berbagai bentuk olahan. Namun, masih terdapat beberapa tantangan
dalam pengembangan sagu antara lain pengolahan yang masih bersifat tradisional, kondisi alam,
penggunaan teknologi yang masih terbatas, keterbatasan pada distribusi, investasi yang masih
terbatas dan mindset konsumen yang sudah terbiasa mengonsumsi produk olahan dari gandum.~~~