Tantangan Optimalisasi Pengelolaan Zakat dalam Pertumbuhan Ekonomi Berkualitas~Zakat dapat menunjang pertumbuhan ekonomi. Namun, Indonesia belum mengoptimalkan hal
ini meski sudah ada BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional) dan LAZ (Lembaga Amil Zakat) resmi
dari pemerintah. Ada beberapa alasan mengapa masyarakat enggan menyalurkan zakatnya ke
BAZNAS/LAZ, di antaranya seperti faktor jarak yang jauh dari masyarakat, kurangnya pelayanan
lembaga, masyarakat kurang percaya terhadap BASNAS/LAZ, kurangnya transparansi, serta
sosialisasi tentang zakat yang masih kurang. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak yang perlu
pemerintah lakukan agar dapat mengoptimalkan potensi zakat guna meningkatkan pertumbuhan
ekonomi. Hal-hal utama yang perlu pemerintah perhatikan adalah regulasi, kualitas instansi,
pemanfaatan teknologi, dan standarisasi laporan keuangan guna meningkatkan transparansi.~~Dwi Resti Pratiwi, S.T., MPM.~14|Perkembangan Terorisme dan Anggaran Penanganan Terorisme di Indonesia~Berdasarkan Global Terrorism Index (GTI) tahun 2019, Indonesia menempati urutan ke-35 dari
135 negara dengan indeks 4,6 dan masuk ke dalam negara kategori tinggi yang terdampak terorisme.
Hal ini diperparah dengan kondisi bahwa selama pandemi Covid-19, terdapat kenaikan 101 persen
transaksi keuangan yang mencurigakan. Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT)
sebagai leading sector penanganan terorisme sudah melakukan beragam upaya penanganan
terorisme, termasuk bersinergi dengan Kementerian/Lembaga (K/L) terkait. Namun bila dicermati,
dukungan anggaran penanganan terorisme melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN) yang disediakan menunjukkan penurunan. Terlebih lagi, terdapat beberapa program
sinergitas BNPT dengan K/L terkait yang tidak relevan dengan penanganan terorisme. Oleh karena
itu, pemerintah perlu meningkatkan dukungan anggaran serta pengawasan terhadap pelaksanaan
program penanganan terorisme di Indonesia.~~TIO RIYONO, S.E.~6|Menilik Rendahnya Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan~Rata-rata Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan (NTPTP) dalam kurun waktu sepuluh tahun
terakhir cenderung tidak bergerak secara signifikan. Rendahnya NTPTP disebabkan oleh harga
hasil produksi petani yang turun, biaya-biaya yang dikeluarkan petani tinggi, dan faktor supplydemand. Oleh karena itu, perlunya pengawasan untuk penyerapan hasil panen petani, menjaga
efektivitas kebijakan harga dasar gabah dalam rangka menjaga kestabilan harga jual padi petani,
memberikan bantuan alat mesin pertanian (alsintan) secara lengkap dari hulu sampai dengan
hilir produksi sebagai meminimalisir biaya upah buruh, memberikan bantuan bibit, pengawasan
penyaluran pupuk bagi petani agar sesuai dan tepat sasaran, serta perlu meningkatkan produktivitas
dan produksi pertanian yang berkualitas dengan teknologi.~~Adhi Prasetyo Satriyo Wibowo, S.M, M.A.P., C.L.D~10
Bagikan Buletin APBN Ini
Buletin APBN Terkait
Februari - 2022
Tantangan Optimalisasi Pengelolaan Zakat dalam Per...
Hubungi Kami
Gedung Sekretariat Jenderal DPR RI Lantai 7, Jl. Jend. Gatot Subroto, Senayan, Jakarta Pusat 10270