Dilema Kebijakan Harmonisasi Struktur Tarif Industri Tekstil dan Produk Tekstil (ITPT)~Baru-baru ini, pemerintah didesak untuk menerapkan struktur tarif yang
selaras dari hulu hingga hilir untuk ITPT. Desakan ini bertujuan untuk mendorong
perbaikan kinerja ITPT, menciptakan nilai tambah karena mendorong penggunaan
bahan baku lokal, sekaligus substitusi impor. Penerapan kebijakan ini diyakini
akan memberikan dampak positif bagi perkembangan ITPT di dalam negeri
(baik sektor hulu, antara dan hilir), serta peningkatan kinerja neraca dagang.
Namun di sisi lain, kebijakan ini berpotensi memberikan dampak negatif, salah
satunya jika dikaitkan dengan kesiapan industri di dalam negeri, risiko inflasi,
serta respon mitra dagang dan konsekuensi atas perjanjian perdagangan bebas
yang sudah disepakati dan dijalankan oleh Indonesia dengan berbagai negara.~~ERVITA LULUK ZAHARA, S.E., M.E.~7|Meninjau Pelaksanaan PEN dalam Menekan Angka Pengangguran~Penyebaran Covid-19 yang sangat cepat dan masif membuat pemerintah
mengambil keputusan untuk melakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar
(PSBB) yang mengakibatkan jutaan orang kehilangan pekerjaan karena
pemutusan hubungan kerja (PHK). Berdasarkan data Badan Pusat Statistik
(BPS) per Agustus 2020, jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 9,77 juta
orang dengan tingkat pengangguran terbuka sebesar 7,07 persen. Adapun upaya
pemerintah untuk menekan angka pengangguran sesungguhnya sudah dilakukan
sejak Mei 2020 melalui berbagai program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN),
diantaranya program Kartu Prakerja, program padat karya kementerian/lembaga
dan dukungan terhadap Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).~~~|Tantangan Pengembangan Industri Pertahanan Dalam Mendukung Sistem Pertahanan Negara~Industri pertahanan menjadi salah satu hal krusial dalam rangka mendukung
sistem pertahanan negara. Industri pertahanan yang kuat tercermin dari
tersedianya jaminan pasokan kebutuhan alat utama sistem senjata (alutsista)
serta sarana pertahanan secara berkelanjutan. Namun sayangnya, industri
pertahanan Indonesia masih belum optimal, untuk beberapa jenis alutsista
pun masih mengandalkan produk impor. Terdapat beberapa tantangan dalam
pengembangan industri pertahanan antara lain terbatasnya teknologi, minimnya
anggaran, belum transparansinya proses pengadaan, maupun regulasi yang
belum sepenuhnya mendukung industri pertahanan. Untuk itu, perlunya peran
pemerintah dalam mengatasi hal tersebut dan koordinasi dari seluruh stakeholder
terkait.~~Ade Nurul Aida, S.E., M.E.~4
Bagikan Buletin APBN Ini
Buletin APBN Terkait
Mei - 2021
Dilema Kebijakan Harmonisasi Struktur Tarif Indus...
Hubungi Kami
Gedung Sekretariat Jenderal DPR RI Lantai 7, Jl. Jend. Gatot Subroto, Senayan, Jakarta Pusat 10270