Perkembangan Kondisi Asumsi Dasar Ekonomi Makro Indonesia Semester I

Juli - 2017


Perbaikan perekonomian global pada semester I 2017 masih belum cukup untuk mengembalikan kondisi perekonomian menjadi lebih tinggi lagi pertumbuhannya. Kondisi ini juga masih rentan terjadi pelemahan karena masih terdapat beberapa kawasan yang bersitegang sehingga akan mempengaruhi makro ekonomi dunia. Membaiknya perekonomian di Amerika Serikat, kawasan Eropa, Tiongkok, dan Jepang berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Semakin membaiknya perekonomian Amerika Serikat di sisi lain akan mempengaruhi penguatan USD terhadap mata uang lain termasuk Rupiah. Apabila apresiasi USD terus terjadi dan semakin tinggi nilainya akan berdampak pada pelemahan nilai tukar Rupiah. Selain itu, inflasi juga akan meningkat, terutama untuk produk yang menggunakan bahan pokok impor yang berdenominasi USD. Peningkatan harga bahan baku otomatis akan berpengaruh pada peningkatan harga jual barang tersebut di dalam negeri. Hal ini akan menyebabkan inflasi akan meningkat. Perbaikan kondisi perekonomian Amerikat Serikat juga akan berpengaruh pada capital outflow yang terjadi di Indonesia terutama dari pasar finansial. Investor akan lebih memilih berinvestasi di Amerika Serikat meskipun di Indonesia memiliki nilai riil keuntungan yang lebih tinggi sedikit. Hal yang menjadi pertimbangan para investor tersebut adalah mata uang USD akan cenderung menguat, sedangkan Rupiah masih masuk kategori soft currency yang memiliki kecenderungan melemah. Dari sisi ICP, masih dipengaruhi oleh harga komoditi global. Selama belum ada perbaikan mengenai pembatasan kuota minyak OPEC terhadap negara anggotanya serta kesepakatan OPEC dengan negara di luar anggotanya, maka kecenderungan over supply masih akan terus berlangsung. Hal ini tentu akan mempengaruhi harga ICP menjadi menurun. Harga minyak dunia yang masih rendah berpengaruh pada produksi minyak dalam negeri. Semakin rendah harga jual, maka perusahaan minyak cenderung membatasi produksinya karena antara harga jual dan biaya produksi tidak sebanding. Begitu pula yang terjadi pada Lifting gas bumi. Pemerintah dituntut untuk terus berinovasi di dalam menentukan kebijakan yang mampu membangun iklim investasi dalam negeri lebih kondusif. Dari peraturan perundang-undangan, penegakkan hukumnya, hingga kemudahan lain sehingga mampu menarik investor asing maupun dalam negeri meningkatkan investasinya. Selain itu, koordinasi antar pihak yang berwenang untuk menjaga kestabilan ekonomi maupun politik juga harus lebih ditingkatkan, sehingga mampu memberikan kepastian bisnis di dalam negeri.


Bagikan Analisis APBN Ini

Analisis APBN Terkait

Agustus - 2025
Pagu Anggaran RAPBN Tahun 2026 Mitra Kerja Komisi ...

Pagu Anggaran RAPBN Tahun 2026 Mitra Kerja Komisi ...

September - 2025
Mengawal Reformasi Birokrasi dan Pelayanan Publik

Anggaran Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara...

September - 2025
CRITICAL NOTES ANGGARAN BADAN KEAMANAN LAUT TAHUN ...

Anggaran Badan Keamanan Laut Republik Indonesia (B...

September - 2025
ANGGARAN BADAN SIBER DAN SANDI NEGARA TAHUN 2026: ...

Anggaran Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) tahun...

September - 2025
ANGGARAN KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN DIGITAL TAHUN ...

Anggaran Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdi...

Agustus - 2025
Overview Pagu Anggaran 2026 Mitra Kerja Komisi V D...

Overview Pagu Anggaran 2026 Mitra Kerja Komisi V D...

support_agent
phone
mail_outline
assignment